05 Januari 2011

Tegur Sapa

Beberapa hari ini ketika lewat di Karet, ada selebaran-selebaran yang ditempel di pilar-pilarnya jembatan penyebrangan Trans Jakarta.
Selebaran itu tidak istimewa, hanya kertas A4 putih, hasil print-printan komputer.
Tapi yang menjadi perhatian gw adalah tulisan-tulisan itu.

" HAI... "
" Kalau mau kesana, naik bus apa ya?"
" Jam berapa ya sekarang?"
" Mau kemana mba/mas?"
dan dipojok kiri tulisan itu ada perintah untuk menfollow tegur sapa jakarta.

Sepenggal kalimat-kalimat singkat yang saat ini bagi masyarakat dikota metropolitan rasanya amat jarang untuk diucapkan. Ya betul, tegur sapa..
Kata-kata sapaan yang rasanya hanya segelintir orang yang masih melakukannya.

Jujur, gw juga mulai jarang menggunakan kata-kata itu.
Alasan klise yang mungkin akan diutarakan oleh sebagian besar wanita dikota metropolitan, takut disalah artikan atau malah mengundang tindakan kriminalitas.

Memang dari kecil kita sudah diajari sopan santun, jadi lucu juga ketika gw baca tulisan-tulisan itu, secara tidak langsung cukup membuat hati tertegur. Apakah sudah sejelek itu gaya hidup masyarakat ibukota, masyarakat modern, masyarakat terpelajar ??

Ya.... ini memang salah satu dampak negatif yang terlahir dari modernisasi di kota modern.
Salah satunya kriminalitas... tapi memang amat disayangkan ternyata dampak dari kriminalitas ini tidak hanya membuat orang lebih waspada tetapi juga menghilangkan rasa solidaritas di masyarakat.

Terus terang bagi gw pribadi, tidak ingin mencari kesalahan dari dampak modernisasi ini. Dengan melihat tulisan-tulisan itu ada niat kecil untuk merubah pola hidup untuk bisa pelan-pelan melakukan tindakan tegur sapa ini.
Mungkin sulit, mungkin juga tidak. Tapi paling tidak sudah ada niat positif..

Semoga apapun dampak yang akan timbul dalam kehidupan sosial kita, menjadi dampak yang positif bagi pribadi kita. Semoga.........


@aec
060111

Tidak ada komentar:

Posting Komentar